selamat datang di galaxi area

Jumat, 10 Juni 2011

Syetan Merana Karena Dzikir kepada Allah

Syetan Merana Karena Dzikir kepada Allah

oleh : Bambang Dwi Atmoko
DZIKIR di sini adalah ucapan Lã ilãha illã Allãh atau disebut juga kalimat Thoyibah dan disebut juga kalimat Ikhlas. Dalam Al Qur’an Allãh berfirman : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allãh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allãh-lah hati menjadi tenteram” [QS. : Ar Ra'd/13:28]. Nabi Muhammad SAW bersabda : “Dzikir yang paling utama yang diucapkan olehku dan para nabi sebelum aku adalah Lã ilãha illã Allãh”. Kemudian beliau bersabda : “Siapa yang membaca Lã ilãha illã Allãh dengan ikhlas ia masuk surga”.
syetan merana Dalam kitab Miftahus Shudur karya Syaikh K.H. Achmad Shohibulwafa Tadjul Arifin r.a. terdapat Fasal yang berjudul Syetan Merana Karena Dzikir kepada Allãh berikut cuplikannya :
Dalam kitab Al Fath Ar-Rabani Sayid Syaikh Abdul Qodir Al Jailani Q.S. berkata : Wahai kaumku, buatlah syetan merana dengan ikhlas dalam berdzikir Lã ilãha illã Allãh, bukan sekedar mengucapkan saja. Nabi Muhammad saw bersabda “Buatlah syetan merana dengan dzikir Lã ilãha illã Allãh, Muhammad Rasulullãh. Karena syetan sangat merana oleh dzikir tersebut sebagaimana seseorang diantara kamu membuat keledai menderita dengan memberi beban berlebih pada punggungnya”. Nabi Muhammad saw bersabda dalam sebuah hadits yang populer : “Setiap orang darimu pasti ada syetan yang mengiringinya”. Para sahabat bertanya : “Apakah engkau juga ya Rasulullãh” ?. Beliau menjawab : “Aku juga sama, hanya saja Allãh yang Maha Memberkahi dan Maha Tinggi telah menolongku menghadapinya”. Rasulullãh saw juga bersabda : “Andai saja syetan-syetan dapat menyelami lubuk hati putra Adam, niscaya mereka dapat melihat malakut (kerajaan) langit dan bumi”. Demikianlah, sampai iblis, semoga laknat Allãh tertimpa kepadanya -sebagaimana dikutip dalam Al Qur’an : “Saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at). [QS. Al-A'raf/7:16-17]. Allãh swt juga berfirman : “Siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya [QS. Al-Zukruf/43: 36]. Allãh swt juga berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allãh, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
Para ahli thariqat mengatakan : “Ucapan Lã ilãha illã Allãh, yang dilakukan dengan bimbingan Syaikh Mursidnya dalam jalan sufi, baik cara maupun jumlah yang telah ditentukan adalah benteng dari syetan, karena Nabi Muhammad saw bersabda : “Dzikir kepada Allãh adalah benteng dari syetan”.
Ketahuilah, alat paling utama yang digunakan untuk memerangi syetan dan menolak godaannya adalah kalimat ikhlas di atas dan dzikir seorang hamba kepada Tuhannya ‘azza wa jalla. Sebagaimana Rasulullãh bersabda seraya meriwayatkan dari Tuhannya bahwa Allãh berfirman : “Lã ilãha illã Allãh adalah bentengku (untuk hamba Ku), siapa yang memasuki benteng tersebut, ia akan selamat dari adzab-Ku”. Allãh swt berfirman : “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allãh, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” [QS. Al-A'raf/7:201]. Allãh ‘azza wa jalla memberitahu bahwa kebeningan hati adalah dengan dzikir kepada Allãh, dengan kebeningan hati penutup hati, kepekatan, ragu dan lalai hati akan sirna; dengannya pula segala petaka akan dijauhkan.
Dzikir adalah kunci takwa dan wara’, sedangkan takwa adalah pintu akhirat sebagaimana hawa nafsu adalah pintu dunia. Allãh swt berfirman “Dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa [QS. Al-Baqarah/2:62] Allãh yang Maha Memberkahi dan Maha Tinggi memberitahu bahwa manusia, dengan dzikir, dapat menjadi takwa kepada Allãh.
Perjuangan gigih melawan godaan syetan adalah bersifat perjuangan batin, yakni dengan hati dan Iman. Apabila engkau berjuang melawan godaan syetan, penolongmu adalah Allãh Yang Maha Rahman (Pengasih), tempat bergantungmu adalah Allãh Yang Maha Raja dan Maha Menguasai, harapanmu adalah melihat wajah Allãh Yang Maha Mulia dan Maha Memberi (di akhirat).
. . . . . . . . . bersambung